Saat membahas pernikahan, ada dua tradisi yang seringkali dikira sama, yakni mahar dan seserahan. Namun, faktanya kedua hal ini cukup berbeda. Maka dari itu, dalam kesempatan kali ini kita akan membahas hingga tuntas tentang beda mahar dan seserahan.
Menjelang momen yang berharga ini, Anda pasti akan disibukkan dengan persiapan pernikahan yang cukup intens. Jadi, jika Anda masih bingung membedakan antara mahar dan seserahan, hal ini bisa membuat Anda semakin repot dan bingung.
Dengan demikian, agar Anda tidak bingung dan repot saat menyiapkan pernikahan, ada baiknya jika Anda sudah memahami perbedaan antara mahar dan seserahan terlebih dahulu.
Maka dari itu, Tendalux Sidomulyo telah merangkum perbedaan antara mahar dan seserahan agar Anda lebih paham tentang kedua hal ini, yang akhirnya Anda bisa menyiapkan pernikahan Anda dengan lebih matang dan sempurna. Penasaran? Simak terus artikel ini hingga akhir untuk mendapatkan informasi lengkapnya!
Apa Beda Mahar dan Seserahan?
Secara umum, mahar dan seserahan memang sama-sama “memberikan” dalam prosesi pernikahan. Akan tetapi, terdapat perbedaan yang cukup jelas diantara keduanya. Apakah perbedaan mahar dan seserahan itu? Mari simak penjelasannya berikut ini:
1. Mahar Pernikahan

Secara bahasa, kata mahar berasal dari bahasa Arab yang berarti sesuatu yang menjadi bukti kemampuan dan kesungguhan calon mempelai pria untuk menjalani kehidupan yang lebih serius sebagai sebuah keluarga bersama calon istrinya.
Sedangkan dalam Islam, makna mahar adalah hak calon istri yang diterima dari calon suaminya sebagai pernyataan kasih sayang dan kewajiban suami terhadap istrinya.
Sebagaimana yang telah difirmankan Allah dalam Qur’an Surat An-Nisa ayat 4: “Berikanlah mahar kepada wanita (orang yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.”
Dengan demikian, mahar adalah suatu kewajiban bagi calon suami terhadap calon istrinya sebagai bukti kesungguhan untuk menempuh kehidupan yang lebih serius, yaitu pernikahan. Jadi, jika tidak ada mahar maka tidak akan sah pernikahan itu. Lalu, apakah ada batasan jumlah mahar pernikahan?
Dalam Islam, mahar pernikahan tidak mengenal batasan nilai, baik maksimal maupun minimal. Besarnya suatu mahar ditentukan berdasarkan kesepakatan antara calon mempelai pria dan calon mempelai wanita.
Selain itu, dalam Islam juga menganjurkan supaya mahar pernikahan tidak menjadi alasan sulitnya pernikahan tersebut terjadi. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam al-Bukhari No. 1587, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Carilah sesuatu (mahar), meskipun hanya cincin yang terbuat dari besi. Jika tidak mendapati, mahar berupa surat-surat Qur’an yang engkau hafal.”
Dengan demikian, mahar pernikahan tidak harus berupa uang kertas atau emas. Bahkan surat-surat Qur’an pun boleh menjadi mahar jika hal tersebut telah disepakati oleh kedua belah pihak dan sesuai dengan kesanggupan calon mempelai pria.
2. Seserahan Pernikahan

Setelah membahas mengenai mahar pernikahan, mari kita beralih ke pembahasan tentang seserahan pernikahan.
Sama seperti mahar, seserahan juga bisa menjadi tanda kesiapan seorang pria untuk memenuhi kebutuhan calon istri dan keluarganya. Meskipun begitu, seserahan tidak bersifat wajib dalam sebuah pernikahan.
Yang artinya, ada atau tidaknya seserahan tidak berpengaruh pada sah atau tidaknya pernikahan. Namun, tidak ada salahnya menyelenggarakan seserahan dalam proses pernikahan Anda jika hal ini tidak memberatkan kedua belah pihak.
Di samping itu, beda mahar dan seserahan juga terletak pada pemberinya. Jika mahar hanya diberikan oleh calon suami, sedangkan seserahan diberikan oleh kedua mempelai sebagai bentuk hadiah untuk satu sama lain.
Kapan waktu pemberiannya? Hal ini tergantung pada tradisi yang akan Anda ikuti. Sebab, ada beberapa tradisi dimana secara simbolis waktu pemberian seserahan dilakukan pada hari-hari sebelum pernikahan berlangsung.
Misalnya dalam adat Jawa, seserahan dilakukan pada malam midodareni, sedangkan dalam adat Cina dilakukan saat sangjit.
Namun, ada juga beberapa tradisi yang menyerahkan seserahan saat acara pernikahan berlangsung. Jadi, waktu pemberian seserahan tergantung pada kesepakatan Anda dan calon pasangan Anda.
Lalu bagaimana dengan isinya? Sama seperti mahar, isi seserahan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pasangan dan keluarga kedua belah pihak. Pada umumnya, seserahan berisi benda-benda konsumsi atau kebutuhan sehari-hari yang bisa dinikmati oleh kedua belah pihak setelah pernikahan berlangsung.
Namun jika Anda tidak ingin repot memikirkan benda atau kebutuhan apa saja yang perlu diberikan saat seserahan, Anda bisa memesan paket wedding Jogja yang praktis. Dengan begitu, Anda tidak perlu menyiapkannya sendiri.
Selain itu dengan memesan paket wedding, Anda juga bisa memperkirakan budget yang diperlukan untuk memberikan seserahan kepada calon pasangan Anda.
Penutup

Demikianlah pembahasan terkait beda mahar dan seserahan dalam prosesi pernikahan. Jika disimpulkan, perbedaan keduanya terletak pada kewajiban dan pemberinya.
Dimana mahar pernikahan bersifat wajib, yang artinya mempengaruhi sah atau tidaknya pernikahan tersebut, dan pemberinya hanya dari pihak calon pengantin pria saja.
Sedangkan seserahan sifatnya lebih fleksibel. Ada atau tidaknya seserahan tidak mempengaruhi sahnya pernikahan tersebut, dan pemberinya berasal dari kedua belah pihak yang sama-sama memberikan seserahan sebagai tanda keseriusan dan kasih sayang.
Jadi, bagaimana? Apakah Anda mulai paham mengenai perbedaan dari kedua hal tersebut?
Jika demikian, kini keputusan tentang mahar pernikahan apa yang akan diberikan dan apakah akan mengadakan seserahan pernikahan atau tidak, ada di tangan Anda dan calon pasangan Anda.
Yang terpenting, jangan lupa untuk dikomunikasikan. Sebab, pernikahan adalah acara yang mempersatukan dua orang dan dua keluarga. Jadi, jangan sampai ada perbedaan opini atau bahkan masalah besar hanya karena kurangnya komunikasi terkait mahar dan seserahan ini. Terima kasih sudah membaca hingga akhir!