Bukan hanya sekedar bulan haji dan bulan qurban saja, ternyata bulan Dzulhijjah juga dikenal sebagai bulan pernikahan. Pasalnya banyak orang akan menikah di bulan Dzulhijjah. Salah satunya adalah orang Jawa. Dalam adat Jawa sendiri masih mengenal penentuan hari dan tanggal bagus untuk menyelenggarakan acara, termasuk pernikahan atau mantu.
Hal ini sifatnya bebas, tergantung dari kepercayaan dan cara pandang masing-masing saja. Sebab semua hari dan tanggal pada dasarnya sama-sama bagus serta baik. Namun tidak menutup kemungkinan akan timbul rasa penasaran mengapa banyak orang menikah pada bulan tersebut bukan? Di bawah ini ada sedikit penjelasannya.
Menikah di Bulan Dzulhijjah Menurut Islam
Sebelum membahas lebih jauh, sebaiknya kenali dulu pernikahan di bulan Dzulhijjah menurut Islam. Perlu Anda ketahui, bahwasanya dalam agama Islam tidak mengenal istilah hari bulan baik ataupun tidak baik.
Termasuk untuk bulan dalam urusan pernikahan. Pasalnya berdasarkan ketentuan syariat Islam sendiri, cara paling baik yakni melangsungkan pernikahan secepatnya.
Lalu bagaimana dengan menikah di bulan Dzulhijjah? Allah menetapkan 12 bulan Qomariyah di dalam satu tahun. Hanya saja ada 4 bulan yang diharamkan. Dinamakan bulan haram yang dimaksud di sini adalah haram jika untuk melakukan peperangan di bulan itu. Firman Allah dalam Surat At Taubah ayat 36, yakni:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu dan perangilah kaum musyrik itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kalian semuanya; dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS At taubah: 36).
Berdasarkan pendapat dari sekian banyak ulama, bulan Dzulhijjah adalah bulan baik. Pasalnya pada bulan tersebut terdapat dua keistimewaan sekaligus. Diantaranya yakni bulan Dzulhijjah yang masuk pada hari Idul Adha serta Dzulhijjah yang masuk pada bulan haram. Jadi sebelum dan sesudah lebaran haji merupakan bulan baik.
Termasuk salah satunya baik bagi Anda yang sudah punya rencana menikah di bulan Dzulhijjah. Waktunya adalah antara Dzulhijjah dengan Dzulqa’dah dan Dzulhijjah dengan Muharram.
Sebagaimana dalam bulan-bulan asyhurul hurum lainnya, pada bulan Dzulhijjah umat Islam dianjurkan mengagungkan dengan cara memperbanyak ibadah.
Baik itu ibadah wajib maupun ibadah sunnah. Umat muslim juga dianjurkan untuk menjauhi segala bentuk larang atau perbuatan dosa. Pasalnya hal ini mengotori keagungan dari bulan Dzulhijjah. Salah satu hal yang dimaksud dengan ibadah di bulan Dzulhijjah yakni menikah.
Nikah di Bulan Dzulhijjah Merupakan Salah Satu Amalan 10 Hari Pertama
10 hari pertama dalam bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan. Oleh sebab itu segala bentuk ibadah harus ditingkatkan. Salah satu bentuk amalan pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah yakni menikah. Pasalnya pada hari-hari inilah yang disebutkan sebagai hari paling diberkati dalam melakukan berbagai perbuatan baik.
Menurut Imam Ali. Ia berkata, “hari ke 9-10 Dhu al Hajjah (Dzulhijjah) adalah hari terbaik untuk hubungan nikah.”
Tidak hanya itu saja, bahkan diriwayatkan juga oleh Ibnu Abbas bahwasanya Nabi SAW berkata, “Tidak ada perbuatan baik yang dilakukan pada hari-hari lain yang lebih unggul daripada yang dilakukan pada hari-hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah).” Kemudian beberapa sahabat Nabi bertanya, “Bahkan Jihad pun tidak?”
Lalu Nabi pun menjawab, “Bahkan Jihad pun tidak, kecuali orang yang melakukannya dengan menempatkan dirinya dan harta bendanya dalam bahaya (demi Allah).”
Keutamaan Menikah di Bulan Dzulhijjah
Menikah di bulan Dzulhijjah pada dasarnya memiliki berbagai macam keutamaan. Dari keutamaan inilah nantinya bisa Anda jadikan sebagai bahan pertimbangan jika sudah ada rencana untuk melangsungkan pernikahan.
Salah satu bentuk keutamaan menikah pada bulan tersebut yakni Dzulhijjah termasuk sebagai salah satu bulan yang dianggap bulan suci di agama Islam. Menikah di bulan suci bisa memberikan nuansa keberkahan untuk pernikahan yang nantinya akan dilangsungkan.
Tidak hanya itu saja, pernikahan ini juga dapat menjadi kesempatan bagi Anda dan pasangan lainnya dalam memperbanyak amalan baik. Beberapa diantaranya adalah shalat sunnah, puasa, serta bersedekah. Dzulhijjah atau bulan besar di dalam tradisi umat muslim Nusantara merupakan bulan istimewa.
Bahkan juga ada banyak ritual keagamaan yang sangat dianjurkan. Bulan tersebut disebut sebagai bulan haji sekaligus bulan musim pernikahan. Meskipun begitu, waktu dalam pelaksanaan pernikahan pada dasarnya tidak terdapat waktu khusus. Hanya saja memang melakukan akad nikah di Dzulhijjah telah jadi tradisi pada kalangan umat muslim Nusantara.
Nabi Menikahkan Putrinya di Bulan Dzulhijjah
Mungkin masih ada pertanyaan bolehkah menikah di bulan dzulhijjah? Maka jawabannya boleh. Bahkan berdasarkan penjelasan di atas, justru dianjurkan untuk dilakukan. Sebagian riwayat menyebutkan bahwasanya nabi menikahkan putri tersayangnya yaitu Fatimah pada bulan Dzulhijjah.
Namun ada juga riwayat lain yang menyebutkan bahwasanya Sayyidina Ali bersama Fatimah menikah pada bulan Rajab. Tepatnya adalah Setelah 5 bulan kedatangan nabi di Madinah. Terlepas dari kapan nabi menikahkan putrinya, kedua bulan tersebut termasuk pada daftar empat bulan haram. Jadi bagus jika ingin melangsungkan acara pernikahan.
Itu dia beberapa penjelasan terkait dengan menikah di bulan Dzulhijjah. Terutama untuk masyarakat muslim Indonesia, kebanyakan memilih pernikahan pada bulan tersebut. Semuanya pada dasarnya bebas, tidak ada bulan yang baik dan buruk. Tergantung cara memandangnya saja.
Jika Anda butuh sewa tenda, maka Tendalux Sidomulyo bisa jadi solusi terbaik. Ada banyak jenis tenda dan berbagai perlengkapan penunjang untuk kebutuhan acara Anda.
Berbagai bentuk acara seperti ngunduh mantu, reuni akbar, konser musik, dan lain sebagainya bisa berjalan lancar dengan bantuan Tendalux Sidomulyo. Sewa berbagai peralatan untuk pesta? Tendalux Sidomulyo solusinya!